Penyebab Kegelisahan pada manusia
Dari
Dalam
Faktor
kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1.
Cinta
Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya
merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam
mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam
penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri
adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri,
dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia
tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2.
Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat
Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai
akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari)
hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga
akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3.
Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4.
Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah
satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang
takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang
sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5.
Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan
tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain,
sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya
keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya
kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6.
Jiwa
yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
CARA MENGATASI KEGELISAHAN
1. zikirdengan zikir akan membuat hati seseorang menjadi tenang.
zikir merambah aspek yang luas dalam diri insan. Karena dengan dzikir, seseorang pada
hakekatnya sedang berhubungan dengan Allah. Dzikir juga merupakan makanan pokok bagi hati setiap mu’min, yang jika dilupakan maka hati insan akan berubah menjadi kuburan. Dzikir juga diibaratkan seperti bangunan-bangunan suatu negri; yang tanpa dzikir, seolah sebuah negri hancur porak poranda bangunannya. Dzikir juga merupakan senjata bagi musafir untuk menumpas para perompak jalanan. Dzikirpun merupakan alat yang handal untuk memadamkan kobaran api yang membakar dan membumi hanguskan rumah insan. Demikianlah diungkapkan dalam “Tahdzib Madarijis Salikin”.
2. shalat
shalat juga salah satu kewajiban umat muslim utuk beribadah selain mendapatkan pahala shalat juga bisa menyehatkan badan pada gerakan shalat.dan shalat adalah simbol ketenangan
Shalat mengindikasikan ketentraman jiwa dan kebersihan hati para pelakunya. Saat melaksanakan shalat dengan sesungguhnya, niscaya dicapailah puncak kedamaian jiwa dan pangkal semua ketenangan batin.
3. olahraga
Olahraga adalah gerakan oleh tubuh yang memberikan efek pada tubuh secara keseluruhan. Olahraga membantu merangsang otot-otot dan bagian tubuh lainnya. Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga, tidak hanya otot-otot yang terlatih, sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh pun menjadi lancar sehingga metabolisme tubuh menjadi optimal. Tubuh akan terasa segar dan otak sebagai pusat saraf pun bekerja lebih baik.
4. nyanyi
Salah satu aktivitas yang paling banyak disukai orang adalah bernyanyi. Tak peduli apakah suaranya pas-pasan dan sama sekali tidak memiliki kemampuan menyanyi, orang akan tetap senang bernyanyi. Bernyanyi memang merupakan kegiatan yang menyenangkan. Hampir sebagian besar dari kita pun tentunya pernah menjadi seorang penyanyi, meski hanya di kamar mandi.
5. liburan
Manfaat Liburan
Manfaat liburan bagi kesehatan memberikan hal yang baik bagi keseimbangan kebutuhan tubuh, selain itu ia juga bermanfaat untuk berbagai faktor dalam kehidupan, berikut penjelasannya:
Mengurangi stress
Rutinitas yang setiap hari dilakukan terus-menerus membuat perasaan
jenuh yang dapat membangkitkan stress. Cenderung tidak tertarik dalam
melekukan sesuau, tidak adanya motivasi dan kelelahan adalah gejala
stress. Penelitian pada 76 pegawai, menunjukkan perasaan stress mereka
cenderung menurun dengan liburan.
Membuka wawasan baru
Bertemu dangan banyak orang saat liburan memungkinkan anda mendapat
teman baru dari berbagai penjuru. Ini memicu daya sosialisasi anda pada
hal-hal yang baru dan menambah pengetahuan anda. Tidak menutup
kemungkinan mendapat rekanan bisnis baru.
Menumbuhkan percaya diri
Bepergian ke tempat-tempat impian anda dapat menjadi salah satu
pencapaian yang dilihat untuk ukuran tersendiri sebuah kesuksesan.
Sekian lama anda bekerja dan mengumpulkan untuk liburan, membuat
kenikmatan liburan menjadi lebih mengasyikan
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut:
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, seperti orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim, 1:539).
Read more https://yufidia.com/keutamaan-dzikir/
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ.
“Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan orang yang
tidak mengingat Tuhannya adalah seperti perumpamaan orang yang hidup
dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari dalam Fathul Bari 11/208.Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut:
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, seperti orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim, 1:539).
Read more https://yufidia.com/keutamaan-dzikir/
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut:
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, seperti orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim, 1:539).
Read more https://yufidia.com/keutamaan-dzikir/
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ.
“Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan orang yang
tidak mengingat Tuhannya adalah seperti perumpamaan orang yang hidup
dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari dalam Fathul Bari 11/208.Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut:
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, seperti orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim, 1:539).
Read more https://yufidia.com/keutamaan-dzikir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar